Dalam kompetisi yang sangat menuntut seperti Tour de France, yang berlangsung selama tiga minggu dengan rata-rata etape sejauh 150-200 kilometer, strategi nutrisi menjadi sama pentingnya dengan strategi balapan itu sendiri. Kunci utama untuk mempertahankan performa di level tertinggi adalah diet karbohidrat yang dirancang secara ilmiah. Karbohidrat adalah sumber energi utama bagi tubuh, dan bagi pesepeda jarak jauh, memastikan cadangan glikogen otot selalu terisi penuh adalah hal yang paling krusial. Tanpa asupan karbohidrat yang tepat, seorang atlet akan mengalami kelelahan yang parah, sebuah kondisi yang dikenal sebagai “bonking” atau “hitting the wall”.

Diet karbohidrat pesepeda Tour de France dimulai jauh sebelum balapan dimulai. Selama masa persiapan, mereka menerapkan “carb-loading” yang strategis, yaitu mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah besar untuk memaksimalkan cadangan glikogen. Makanan seperti nasi, pasta, kentang, dan roti gandum menjadi menu utama mereka. Pada malam sebelum etape penting, 14 Juli 2025, misalnya, seorang pesepeda dari tim balap terkemuka diketahui mengonsumsi semangkuk besar pasta dengan saus ringan, sebuah hidangan yang menyediakan energi cukup untuk balapan yang akan datang. Pola makan ini tidak hanya fokus pada kuantitas, tetapi juga pada kualitas, memastikan karbohidrat yang dikonsumsi adalah jenis kompleks yang dicerna secara perlahan, memberikan energi yang stabil.

Selama balapan, diet karbohidrat tetap menjadi prioritas utama. Karena pesepeda membakar ribuan kalori per hari, mereka harus terus mengonsumsi karbohidrat dalam bentuk yang mudah dicerna, seperti gel energi, bar sereal, dan minuman olahraga. Setiap pesepeda memiliki jadwal makan yang ketat, seringkali mengonsumsi karbohidrat setiap 20-30 menit selama balapan untuk mencegah penurunan energi yang drastis. Laporan dari tim nutrisi pada 18 Juli 2025, selama sebuah etape pegunungan yang sangat menantang, mencatat bahwa seorang pesepeda mengonsumsi setidaknya 60 gram karbohidrat per jam, sebuah protokol yang ketat untuk menjaga performa.

Pemulihan juga sangat bergantung pada diet karbohidrat yang efektif. Setelah etape yang melelahkan, pesepeda memiliki waktu yang sempit, biasanya 30-60 menit pertama, untuk mengonsumsi makanan yang kaya karbohidrat dan protein. Periode ini dikenal sebagai “jendela anabolik,” di mana otot sangat reseptif terhadap nutrisi. Makanan seperti susu cokelat, buah, dan roti gandum menjadi pilihan populer. Tujuannya adalah untuk mengisi kembali cadangan glikogen yang terkuras habis dan memulai proses perbaikan otot secepat mungkin. Laporan medis dari seorang dokter tim pada 20 Juli 2025, di akhir etape, menyatakan bahwa pesepeda yang langsung mengonsumsi minuman pemulihan menunjukkan tingkat pemulihan otot yang lebih cepat.

Secara keseluruhan, diet karbohidrat adalah bahan bakar utama yang menjaga mesin pesepeda Tour de France tetap berjalan. Dengan pendekatan yang terencana, mulai dari pra-balapan hingga pemulihan, karbohidrat memastikan bahwa para atlet memiliki energi yang dibutuhkan untuk menaklukkan tantangan fisik dan mental dari balapan paling berat di dunia. Strategi nutrisi ini membuktikan bahwa kemenangan sejati datang dari persiapan yang menyeluruh, bukan hanya dari kekuatan fisik semata.