Memasukkan catur sebagai bagian dari kurikulum atau kegiatan ekstrakurikuler sekolah adalah langkah cerdas untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa. Pembinaan catur di lingkungan pendidikan formal terbukti efektif dalam mengasah logika, melatih konsentrasi, dan mengembangkan keterampilan pemecahan masalah yang esensial. Pada Rabu, 23 Juli 2025, dalam sebuah simposium pendidikan inovatif di Gedung Serbaguna Dinas Pendidikan Jakarta, Ibu Indah Permata, seorang pakar kurikulum dan kepala sekolah, menyatakan, “Pembinaan catur di sekolah tidak hanya menciptakan pecatur, tetapi juga siswa dengan kemampuan berpikir analitis yang lebih baik.” Pernyataan ini didukung oleh hasil studi dari Pusat Penelitian Pendidikan Anak pada Juni 2025 yang menunjukkan peningkatan nilai mata pelajaran berbasis logika pada siswa yang aktif dalam kegiatan catur.
Pembinaan catur di sekolah dapat diimplementasikan dalam berbagai format. Untuk siswa sekolah dasar, catur dapat diperkenalkan sebagai permainan yang menyenangkan, fokus pada pengenalan bidak, aturan dasar, dan gerakan sederhana. Pendekatan ini membantu anak-anak memahami konsep sebab-akibat dan konsekuensi dari setiap tindakan. Seiring bertambahnya usia, program dapat berkembang ke arah yang lebih terstruktur, mengajarkan taktik dasar, strategi pembukaan, dan teknik akhir permainan. Klub catur sekolah menjadi wadah bagi siswa untuk berlatih secara rutin dan berinteraksi dengan sesama pecatur. Misalnya, di sebuah SMP di Surabaya, klub catur mengadakan sesi latihan mingguan dan turnamen internal setiap bulan, yang menarik minat puluhan siswa.
Manfaat dari pembinaan catur di sekolah melampaui kemampuan bermain catur itu sendiri. Siswa yang bermain catur cenderung menunjukkan peningkatan dalam hal konsentrasi, daya ingat, dan keterampilan membuat keputusan di bawah tekanan. Mereka belajar untuk berpikir beberapa langkah ke depan, mengevaluasi berbagai kemungkinan, dan mengantisipasi reaksi lawan. Kemampuan ini sangat bermanfaat tidak hanya di papan catur, tetapi juga dalam pembelajaran mata pelajaran lain seperti matematika dan sains. Seorang psikolog pendidikan dari tim konseling sekolah, pada 10 Juli 2025, mengamati bahwa siswa yang rutin bermain catur menunjukkan peningkatan fokus yang signifikan dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas.
Dukungan dari pihak sekolah, guru, dan orang tua sangat penting untuk keberhasilan pembinaan catur ini. Pihak sekolah dapat menyediakan ruang dan peralatan, guru dapat bertindak sebagai pembimbing atau pelatih, sementara orang tua dapat mendorong partisipasi anak-anak mereka. Kolaborasi dengan Percasi (Persatuan Catur Seluruh Indonesia) atau klub catur lokal juga dapat memperkaya program dengan menyediakan pelatihan pelatih atau mengadakan turnamen antar-sekolah. Sebuah laporan dari Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga Jawa Barat pada 1 Mei 2025, merekomendasikan pemerintah daerah untuk menggalakkan program catur di sekolah-sekolah sebagai bagian dari pengembangan potensi siswa. Dengan demikian, pembinaan catur di sekolah adalah investasi yang cerdas untuk meningkatkan kemampuan berpikir generasi muda Indonesia.