Solidaritas di lapangan adalah nilai fundamental yang BAPOMI (Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia) tanamkan saat BAPOMI membina karakter dan mental positif melalui kebersamaan di kalangan mahasiswa. BAPOMI melihat bahwa olahraga, khususnya olahraga tim, menjadi medium sempurna untuk mengajarkan pentingnya kerja sama, saling mendukung, dan mengesampingkan ego demi tujuan bersama. Organisasi ini memastikan semangat kekeluargaan ini selalu hadir dalam setiap aktivitas olahraga yang mereka koordinasikan, baik dalam latihan maupun kompetisi.
Bagaimana BAPOMI membina karakter dan mental positif melalui kebersamaan untuk menciptakan solidaritas di lapangan? Prosesnya dimulai dari penekanan pada nilai-nilai persahabatan dan dukungan antar atlet. Mahasiswa diajarkan untuk tidak hanya menjadi rekan satu tim, tetapi juga sahabat yang saling peduli di luar arena. Mereka belajar berkomunikasi secara efektif, menyelesaikan konflik dengan konstruktif, dan merayakan kemenangan atau menghadapi kekalahan bersama. Banyak program BAPOMI yang melibatkan kegiatan team building yang dirancang khusus untuk mempererat ikatan antar atlet. Misalnya, pada pemusatan latihan daerah (Pelatda) kontingen Jawa Timur untuk Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) pada 10-20 Oktober 2024, BAPOMI Provinsi Jawa Timur secara khusus mengagendakan sesi outbound dan sharing session di luar jadwal latihan intensif.
Kedua, solidaritas di lapangan juga secara alami terbentuk melalui pengalaman hidup bersama di asrama atau camp latihan yang difasilitasi BAPOMI. Mahasiswa dari berbagai latar belakang budaya dan sosial belajar untuk beradaptasi, menghargai perbedaan, dan hidup harmonis. Tantangan yang dihadapi bersama selama latihan keras atau momen-momen krusial kompetisi secara otomatis akan memperkuat rasa kebersamaan ini. Sebuah survei independen yang dilakukan oleh Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Indonesia pada Desember 2024 menunjukkan bahwa atlet mahasiswa yang aktif dalam program BAPOMI memiliki tingkat kepercayaan dan kohesivitas tim yang 25% lebih tinggi dibandingkan mahasiswa non-atlet. Ini membuktikan bahwa BAPOMI membina karakter dan mental positif secara efektif.
BAPOMI juga mendorong para pelatih dan ofisial untuk menanamkan budaya saling menghormati dan mendukung. Mereka diinstruksikan untuk selalu menekankan pentingnya fair play dan kebersamaan, bahkan di tengah persaingan sengit. Dengan demikian, BAPOMI membina karakter dan mental positif mahasiswa tidak hanya fokus pada aspek fisik dan teknis, tetapi secara mendalam menciptakan solidaritas di lapangan yang kuat, menjadikan mereka individu yang kolaboratif, berjiwa sosial, dan siap menjadi bagian dari tim yang sukses.