Menguasai empat gaya dasar renang—gaya bebas (freestyle), gaya punggung (backstroke), gaya dada (breaststroke), dan gaya kupu-kupu (butterfly)—adalah fondasi bagi siapa pun yang ingin menjadi perenang mahir. Setiap gaya memiliki teknik uniknya sendiri, menawarkan manfaat berbeda untuk kekuatan otot dan efisiensi di dalam air. Mempelajari dan menyempurnakan setiap gaya ini akan membuka potensi penuh Anda di kolam renang.

Gaya bebas, sering disebut freestyle, adalah gaya tercepat dan paling efisien. Teknik utamanya melibatkan gerakan lengan yang bergantian seperti kincir angin dan tendangan kaki yang konstan (flutter kick). Pernapasan dilakukan dengan memutar kepala ke samping. Di sebuah klub renang di Jakarta Timur, setiap hari Selasa dan Kamis sore, pukul 16.00 hingga 18.00 WIB, pelatih kepala, Bapak Rizal, fokus pada peningkatan efisiensi gaya bebas. Pada tanggal 12 Agustus 2025, ia melatih atlet-atletnya untuk mengurangi jumlah stroke per putaran, indikator efisiensi yang krusial. Salah satu atlet muda, Kevin, berhasil mengurangi stroke-nya dari 18 menjadi 15 stroke per 25 meter, menunjukkan peningkatan signifikan dalam penguasaan gaya bebas.

Gaya punggung adalah satu-satunya gaya yang dilakukan dengan posisi telentang di air. Tekniknya mirip dengan gaya bebas, namun dengan gerakan lengan dan kaki yang berlawanan. Ini sangat baik untuk melatih otot punggung dan bahu. Di kolam renang Olympic Center, Bandung, pada hari Jumat, 29 Agustus 2025, pukul 14.00 WIB, tim renang putri Jawa Barat berlatih teknik start gaya punggung yang baik, termasuk flip turn. Pelatih, Ibu Sarah, menekankan pentingnya dorongan kaki yang kuat dari dinding untuk memaksimalkan kecepatan awal.

Gaya dada adalah gaya tertua dan paling lambat di antara empat gaya dasar, namun merupakan gaya yang paling santai dan paling sering digunakan untuk rekreasi. Gerakannya meniru katak berenang, dengan kedua lengan dan kaki bergerak simetris secara bersamaan. Teknik pernapasan dilakukan dengan mengangkat kepala ke depan. Di sebuah kursus renang di Surabaya, pada hari Sabtu, 13 September 2025, pukul 09.00 WIB, instruktur Bapak Rudi, mengajarkan pemula tentang koordinasi tangan dan kaki dalam gaya dada. Beliau menjelaskan bahwa timing yang tepat antara tarikan tangan dan tendangan kaki adalah kunci untuk gerakan yang mulus dan efisien.

Terakhir, gaya kupu-kupu adalah gaya yang paling sulit dan paling menuntut fisik di antara empat gaya dasar. Ini melibatkan gerakan lengan simetris ke depan dan tendangan lumba-lumba (dolphin kick) yang kuat. Dibutuhkan kekuatan inti dan koordinasi yang luar biasa untuk menguasai gaya ini. Tim renang profesional di Medan, di bawah asuhan pelatih Bapak Chandra, secara khusus melatih gaya kupu-kupu setiap hari Senin dan Rabu, pukul 10.00 WIB. Pada tanggal 17 September 2025, Bapak Chandra fokus pada latihan kekuatan otot inti dan fleksibilitas bahu untuk meningkatkan daya ledak tendangan lumba-lumba.

Menguasai empat gaya dasar renang tidak hanya meningkatkan kebugaran fisik, tetapi juga memperkaya pengalaman di dalam air, membuka pintu untuk kompetisi maupun sekadar menikmati keindahan olahraga renang.